Selasa, 02 Juni 2015

TANTANGAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA



TANTANGAN PEMBANGUNAN DI INDONESIA


Pembanguan adalah proses dinamis yang berkelanjutan dari masyarakat untuk menujukan keinginan dan harapan hidup yang lebih sejatera dengan strategi mandiri dengan strategi menghindari kemungkinan tersudutnya masyarakat sebagai penangung akses dari pembangunan regional atau daerah dan nasional.
Keberadaan masyarakat yang majemuk senantiasa membawa pengaruh yang besar bagi pembangunan diberbagai aspek baik yang berdampak positif maupun negatif. Realitas membuktikan bahwa pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat belum mencapai tingkat kepuasan.Sementara masyarakat sangat merindukan perubahan sosial yang sumbernya adalah pembangunan.
Hidup  di zaman yang serba instan ini, masyarakat terpolarisasi dengan gaya hidup moderen atau hedonisme sementara keadaan wilayah dan masyarakat setempat yang belum di benahi secara baik dan berpikir dan bertindak .
Situasi masyarakat yang memang harus di benahi secara sempurna, baik di bidang pendidikan ekonomi, kebudayaan dan sosial belum dijawab oleh pemerintah yang memang mempunyai kewenangan yang tinggi terhadap keadaan masyarakat. Ini  semua merujuk pada pembangunan, pembangunan yang di datangkan oleh pemerintahan dalam bentuk program, sering kali dalam masyarakat salah mengartikan konsep pembangunan itu. Kendati pembangunan yang dijalankan pemerintahan yang labelnya adalah’’Pemberdayaan’’di mana yang di utamakan adalah partisipasi, malah tidak mencapai target sehingga proses pembangunan boleh dikatakan terhambat.
Pada  dasarnya konsep pemberdayaan adalah masyarakat sebagai subjek dan objek sehingga tingkat kepuasan dari hasil pembangunan bisa di rasakan oleh masyarakat, namun  yang terjadi selama ini di masyarakat adalah ‘’Asumsi yang keliru’’ dimana masyarakat mengartikan pembangunanan itu adalah proyek. ketika kata proyek yang timbul di benak masyarakat, maka yang terjadi adalah ketika terlibat dalam proses pembangunan, upah adalah hal yang paling di tuntut dan ini merupakan hal yang fatal.
Fenomena di atas harus di cermati dengan baik, karena masyarakat sudah di cermati dengan asas globalisasi yang bersumber dari transformasi budaya dan perkembangan teknologi sehingga timbul gaya hidup instan, konsumtif, hedonisme pada masyarakat yang akhirnya perubahan sosial yang di harapkan, dan tujuan dalam kehidupan bermasyrakat tidak akan terjawab.
Umumnya orang beranggapan bahwa pembangunan adalah kata benda netral maksudnya adalah satu kata yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha untuk meningkatkan kehidupan bermasyrakat diberbagai aspek. Dengan demikian pembangunan disejajarkan dengan perubahan sosial.
Dengan pengertian semacam ini maka teori pembangunan berarti teori sosial, ekonomi yang sangat umum. Pandagan ini menjadi pandangan yang hampir setiap masyarakat diberbagai belahan dunia. Sementara itu, dilain sisi terdapat suatu pandangan lebih minoritas yang berangkat dari asumsi bahwa kata oembanguan adalah suatu pendirian atau pemahaman bahwa satu ideologi tentang suatu perubahan sosial.
Pengertian  kedua, pembangunan tidak diartikan dengan kata benda,m tetapi merupakan suatu aliran dari teori perubahan. Karena itu, banyak orang memakani pemangunan sosial sebagai pembangunan yang pembanguannisme (developmentalisme) yang merujuk poada sesuatu mentalitas dari stekholder atau sekelompok masyrakat.
Salah  satu  teori perubahan sosial adalah pembangunan sosial. Hubungan tiimbal balik dimana pembanguan dikatakan perubahan sosial adalah fenomena yang luar biasa karena gagasan dan teori begitu mendominasi dan mempengaruhi pikiran manusia secara global.
Dewasa ini kita melihat suatu krisis pembanguan ke arah globalisasi di asia timur. Pola masyarakat di asia timur, mempunyai karakteristik pekerja keras. Dimana kita dapat kaitkan era globalisasi yang dihadapi oleh negara-negara yang berada dibelahan bumi lainnya.
Secara mental, pola hidup masyarakat didunia ketiga (jepang, korea selatan, korea utara) sudah menjadi suatu hal yang membudaya bagi kehidupan mereka diperkuatkan lagi dengan bisnis dan juga banyak kapitalisme maka pembangunan semakin nampak dari zaman ke zaman. 
Di sektor ekonomi,  ketiga negara di asia timur ini sudah dikenal kuat dengan negara yang berbasiskan  bisnis, pusat industri dan teknologi.
Di sektor pendidikan, dunia mengakui bahwa masyrakat dibagian asia timur secara garis besar memiliki pendidikan yang tinggi.
Oleh karena itu, teori ini melihat bahwa negara di bagian asia timur menjadi negara panutan dan juga dari berbagai segi pembanguan dan juga mineset atau cara berpikir yang mampu menfilterisasi pengaruh globaliasi yang berdampak posotif sehingga kehidupan masyarakat benar-benar sejarera.
Kita telah berada dalam rana globalisasi, dimana dunia seolah-olah tidak dibatasi oleh waktu dan budaya. Apa yang terjadi di dunia belahan lain secara cepat dapat diketahui oleh publik yang terkadang informasi yang diketahui dapat merugikan kehidupan sosial dan budaya. pembangunan memiliki kendala atau tantangan yang memang harus ditangani dengan cepat oleh pemerintahan dan stekholders berkaitan kencang dengan arus globaliasi sehingga perubahan soasial dapat terjawab dan nampak.
Oleh karena itu, berbagai kendala dan tantangan yang semestinya dicermati lalu direalisasikan sudah tertera dalam pembahasn yang kedua, namun bukan menjadi titik akhir untuk memperjuangkan kemajemukan masyarkat.
Perubahan sosial adalah kerinduan masyrakat yang mana kesejateraan adalah target yang harus dicapai, karena bangsa dan negara dikatakan maju karena mempunyai indikator yang bersifat pokok yaitu masyarakat sejatera.
Meningat tantangan zaman yang dihgadapi masyarakat pada umumnya ditambah dengan kecangnya arus globaliasi yang menerobos pertahanan budaya dan mencemari pola hidup masyrakat, maka penting kita melihat lebih jauh berakitan dengan keadaan masyarkat yang dihadapakan dengan hambatan atau kendala dalam proses pembangunan.
Belum cukup ketika kita peka dengan situasi sosial hanya sampai pada tahap melihat atau mengamati proses pembangunan, tetapi ada baiknya kita sebagai kaum intelektual berperan sebagai motorik untuk memobiliasi masyarakat dari keterpurukan pola hidup yang sudah terseret oleh arus globalisasi sehingga mineset masyarkat terhadap pembangunan dapat memahami sesunggunya tentang hakikat pembangunan itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar