Jumat, 06 Juni 2014

pemilihan presiden



Satu Atau Dua?
Pilih Aku Atau Dia Yang Engkau Suka

Oleh:
Lea Malo
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Flores


Hari minggu kemarin, tanggal 1 Juni 2014, dimana hari dilaksanakannya acara penetapan no urut pasangan Capres dan Cawapres di kantor KPU pusat di Jakarta. Acara tersebut dihadiri oleh pasangan Prabowo-Hatta Rajasa dan pasangan lainnya yaitu Jokowi-JK beserta pendukung dan simpatisan dari kedua pasangan.
Acara tersebut menandakan bahwa  masyarakat Indonesia akan kembali memulai sebuah pesta besar yang masih hangat yaitu pesta demokrasi. Pesta benar-benar pesta, bukan hanya pesta tersebut dilaksanakan oleh seluruh masyarakat Indonesia, tetapi pesta tersebut juga menghabiskan anggaran yang cukup fantastik.
 Jika pesta besar ini dilaksanakan dengan baik oleh semua komponen, entah masyarakat, lembaga partai politik dan juga lembaga pelaksana pesta, harus merasakan bahwa pesta tersebut bukan hanya pesta perorangan, sehingga ini merupakan wadah untuk mencari kesempatan untuk kepentingan pribadi sendiri dan kelompok, tetapi sadar bahwa pesta tersebut menunjukan bahwa kita akan memulai level renovasi dan juga tahap kepemimpinan baru dalam kehidupan kenegaraan agar lebih baik, bukan untuk menyisakan suatu hal yang menjadi beban yang disisakan dari pesta tersebut.
Sebagai negara yang demokrasi, Indonesia harus menunjukan bahwa negara  kita memiliki kepercayaan yang tinggi terhadap masyakat untuk memilih pemimpin. Ini bukan hanya sebuah simbol bahwa negara indonesia merupakan negara demokrasi terbesar, jangan sampai hak masyarakat dirampas dan diganti dengan uang yang merupakan suatu alat yang dapat mematikan kebebasan mereka.
Kesempatan ini diadakan agar masyarakat dapat memilih dengan hati dan melihat jeli terhadap calon pemimpin yang akan memimpin mereka, bukan hanya untuk memimpin tetapi melayani kepentingan mereka bukan hanya segelintir orang saja.
Pada hari minggu lalu, acara pengundian no urut Capres dan Cawapres tersebut menghasilkan Pasangan Prabowo-Hatta Rajasa pada no urut 1 dan pasangan Jokowi-JK di no urut 2. Terkait dengan angka dalam penomoran pasangan banyak yang menilai bahwa angka juga berperan penting seorang atau pasangan akan banyak dipilih.
 “Satu atau dua, pilih aku atau dia yang engkau suka” ini merupakan sebuah lyric dalam lagu dari sebuah band yang lagi naik daun di kanca musik Indonesia. Jika dikaitkan dengan kampanye pemilihan Presiden dan wakil presiden, ini sangat cocok untuk dinyanyikan oleh dua pasangan tersebut.
Presepsi masyarakat tentang no urut pasangan Capres dan Cawapres terkait dengan hasil dan juga keuntungan yang dilihat dari angka keberuntungan yaitu angka satu (1) dan angka dua (2) itu berbeda-beda.
Banyak  yang mengatakan bahwa angka satu (1) merupakan angka yang paling pertama dan merupakan angka sang juara, kalau begitu siap-siap pasangan no urut satu akan memenangkan suara terbanyak dalam pemilihan ini..emm..tunggu dulu..
Banyak juga yang menilai angka dua (2) adalah angka yang sempurna, dimana angka tersebut merupakan hasil penjumlahan dari angka satu (1) dan satu (1), antara satu dan satu saling mempengaruhi, seperti setiap individu belum tentu sempurna, tetapi ketika dua, mereka akan saling mengisi kekurangan dan kelebihan, maka akan lebih sempurna.
Terkait dengan angka dua (2), Ini mengingatkan kita tentang isi dari sambutan bapa Haji Jokowi pada saat acara penetapan no urut pasangan Capres dan Cawapres, ia mengatakan bahwa angka dua  merupakan angka keseimbangan. Dengan memberikan contoh simpel yaitu, tangan, kaki, mata dan telinga, jika hanya satu maka tubuh manusia tidak akan seimbang bisa disebut cacat.
Jika masyarakat memilih dilihat dari kepercayaan dan asumsi terhadap no atau angka, pasti masyarakat akan banyak kebingungan. Bisa dikatakan semua pada galau, istilah trend anak muda sekarang.
Masyarakat harus bisa melihat dengan jeli calon pemimpin yang akan dipercayakan untuk memimpin dan melayani mereka, bukan melihat dari angka ataupun no urut. Diharapkan agar memilih pemimpin yang mampu menyayomi masyarakat kecil dan mensejaterakan mereka karena merekalah yang harus dilayani karena mereka adalah raja dalam negara bukan pemimpin. Pemimpin yang telah dipercayaan harus sadar, bahwa ketika dipilih dan dipercayakan maka, itu adalah suatu tugas dan tanggung jawab kepada raja yaitu masyarakat, bukan sebagai wadah untuk medapatkan keuntungan, kesempatan dan kekuasaan.

Minggu, 01 Juni 2014

Makalah Tugas dan Peran kepala sekolah sebagai Motivator



MAKALAH
TUGAS DAN PERAN  KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR





Oleh:
LEA MALO
NIM: 2012230877


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2014




KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan berkatnya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Administrasi dan Supervisi, tugas ini juga dibuat agar mahasiswa atau calon guru dapat memahami tugas dan perann sebagai guru dan juga kepala sekolah, maka penulis memberi judul makalah tersebut adalah Tugas dan Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator.
            Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen dan teman-teman yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini berguna dan memberikan pengetahuan  kepada pembaca. Makalah ini jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi lebih baik

Ende, Mei 2014

penulis









BAB I
PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG 
Jika kita membicarakan pendidikan, maka tidak akan ada habis-habisnya, peran pendidikan sangat penting. Pendidikan merupakan simbol pencitraan sebuah bangsa. Bangsa yang maju, akan dilihat tingkat pendidikan penduduknya. Pendidikan merupakan suatu peran penting dalam pembangunan bangsa.
Pendidikan  suatu tonggak ukur dalam sebuah bangsa. Struktur alam pendidikan mengetahui tugas an perannya masing-masing, jika kita saling bekerja sama tanpa ada ketergantungan antara satu dengan yang lain dan tidak saling melihat, maka kualitas pendidikan yang diharapkan dapat tercapai. Pendidikan akan berkualitas jika semua Kepala sekolah merupakan suatu jabatan yang tidak mudah, ia mempunyai peran penting dalam sekolah yang secara umum dapat berdampak pada kualitas pendidikan . pendidikan merupakan suatu hal yang sudah menjadi kebutuhan yang paling mendasar.
Jika  kita membicarakan pendidikan, maka tidak akan jauh dari peran sekolah sebagai tempat  peserta didik bergelut dan berinteraksi dalam dinamika pendidikan. Mengingat sekolah mempunyai peran sangat penting alam meningkatkan kualitas pendidikan, maka tugas dan peran pemimpin sekolah juga sangat penting, untuk itu, sebagai kepala sekolah harus mengetahui tugas dan perannya.
Jika dilihat dari setiap sudut, kepala sekolah mempunyai tugas dan peran sangat banyak, tetapi penulis lebih membawa kepada kepala sekolah sebagai motivator. Motivator merupakan suatu kegiatan yang diadakan agar membuat individu atau kelompok dapat mencapai suatu target yang diharapkan.
Pemimpin dalam lembaga sekolah yaitu kepala sekolah   mempunyai tugas dalam mengola dan menata struktur an sistem dalam sekolah. ia sebagai pengatur dan pengawas dalam pelaksanaan pendidikan, maka tugasnya juga sebagai motivator, agar setiap komponen dalam sekolah dapat bekerja sesuai dengan tata aturan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, penulis membuat judul makalah tersebut yaitu “Tugas dan Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator”.

B.     RUMUSAN MASALAH
Jika dilihat dari uraian dalam latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a         Bagaimana peran kepala sekolah sebagai motivator dalam upaya meningkat profesionalisme kinerja guru?
b        Bagaimana upaya kepla sekolah sebagai motivator alam meningkatkan prestasi siswa?







BAB II
PEMBAHASAN


A.    Tugas  dan peran kepala sekolah sebagai motivator
Tugas merupakan suatu pekerjaan dalam suatu profesi. Kepala sekolah merupakan sebuah profesi yang membutuhkan pengetahuan an keterampilan dalam proses kerja. Kepala sekolah adalah suatu pemimpin dan suatu lembaga yang berperan dan sebgai tempat proses pendidikan.
Kata “motivasi” yang mempunyai arti bahwa dorongan atau naluri yang ada alam diri atau dari orang lain agar melakukan suatu agar memcapai sesuatu yang diharapkan. Motivator adalah orang yang mendorong agar seseorang dapat termotivasi.
Peran kepala sekolah sebagai motivator  dalam pengelolaan sekolah, sangat berperan penting dalam meningkatkan mutu sekolah. kepala sekolah adalah seorang pemimpin, oleh karena itu, kualitas pemimpin sangat signifikan sebagai kunci keberhasilan sekolah.
Sebagai motivator kepala sekolah harus memilki strategi yang tepat untuk memberikan motivasi tenaga pendidikan yaitu guru dalam melaksankan tugasnya dan fungsinya. Motivasi ini dapat itumbuh kembangkan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan yang positif dengan penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar.
Kepala sekolah mempunyai tugas lain yaitu sebagai pengawas atau pengontrol dan bertanggung jawab atas semua kegiatan sekolah yang telah dilakukan.
Kepala sekolah tidak hanya bertanggung jawab atas kelancaran jalannya kegiatan  sekolah secara teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan sekolah dan situasinya serta hubungan dengan masyarakat sekitarnya.
Kepala sekolah harus memiliki inisiatif dan kreatifitas yang mengarah pada perkembangan dan kemajuan sekolah. Kepala sekolah yang memiliki inovasi dan kreatifitas tinggi dapat menambah pengelaman para guru dan siswa sehingga guru dapat meningkatkan kompetensi dalam keprofesiannya.
B.     Peran kepala sekolah sebagai motivator dalam prestasi belajar siswa
Motivasi memang muncul dalam diri manusia akan tetapi  kemunculan ada karena ada faktor ari luar yang dapat memberikan rangsangan sehingga menyebabkan munculnya suatu dorongan untuk mencapai suatu harapan.
Dalam kegiatan belajar, guru merupakan pelaksanan pendidikan dengan proses pembelajaran, oleh karena itu, guru adalah seorang yang berperan penting dalam perkembangan belajar siswa.
Guru adalah garda terdepan dalam penentuan mutu belajar dan mutu sekolah, maka sebagai kepala sekolah memiliki peran penting dalam hal ini sebagai pemimpin untuk emberikan pengarahan dan motivasi terhadap guru dalam meningkatkan potensi peserta didik .
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat dalam memberikan motivasi kepada tenaga pendidikan dalam hal ini guru melalui pengaturan fisik, kegiatan belajar mengajar, sistem yang digunakan dan pengelolaan kelas yang baik.








BAB III
PENUTUPAN


A.    KESIMPULAN
Kepala sekolah merupakan seorang tenaga  yang memiliki fungsi untuk memimpin. Sebagai pemimpin sekolah, ia memiliki peran sebagai pengolah, pengawas dan juga sebagai motivator dalam peningkatan mutu sekolah yang secara umum berdampak pada kualitas pendidikan.

B.     KRITIK DAN SARAN
Dalam isi makalah tersebut telah dipaparkan tugas dan peran guru sebagai motivator, maka kami mengahrapkan agar setiap kepala sekolah dapat mengetahui tugas dan perannya sebagai kepala sekolah dalam memimpin sebuah lembaga pendidikan.
Dalam pembuatan makalah tersebut, penulis mengaharapkan adanya masukan dan kritikan tehadap isi dan sitem penulisan sehingga berampak pada perubahan kedepannya yang lebih baik.

makalah peran guru sebagai pendidik



MAKALAH
PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK
(EDUCATOR)



OLEH :
LEA MALO
NIM : 2012230877



KELAS: B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS FLORES
ENDE
2014






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha baik, penyayang dan kuasa atas segalanya. Terima kasih juga saya haturkan kepada beberapa pihak yang telah membuat penyusun dapat menyelesaikan dengan baik.
Ketika kita membicarakan pendidikan, maka yang tidak jauh secara mendasar kata guru ada dibenak kita. Guru merupakan garda terdepan dalam dunia pendidikan. Peran dan kinerja guru harus benar-benar mampu mengolah kompetensinya sebagai pendidik. Oleh karena itu, penyusun membuat makalah dengan judul “PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK (EDUCATOR)’. Makalah ini dibuat agar pembaca dan penyusun sendiri dapat mengerti dan memahami peran guru sebgai pendiidik. makalah tersebut juga dibuat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Administrasi dan Supervisi.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini, jauh dari sempurna, maka penyusun mengharapkan kritik dan saran, agar kedepannya dapat lebih baik.


Ende, Mei 2014

Penyusun        





BAB I
PENDAHULUAN

1.1  LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar dalam melihat kualitas sumber daya manusia pada sebuah bangsa. Bangsa yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Itu sebabnya semua struktur dalam lembaga pendidikan harus bekerja sama dalam meningkatkan pendidikan.
Ketika melihat kerja keras pemerintahan dalam mengembangkan dan berbagai macam cara yang ditempuh agar meningkatkan kualitas pendidikan bangsa.Ini bukan hanya tugas yang harus dibebankan kepada pemerintah, sebagai masyarakat dan juga kaum muda dan semua individu harus bisa mengembangkan pendidikan dengan berbagai caranya masing-masing.
Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada ayat ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah sebuah tugas kita semua.
Pemerintahan menyelengarakan beberapa cara yang salah satunya yaitu dengan mengembangkan kompetensi guru dengan membuat kebijakan yang telah terealisasi yaitu program sertifikasi guru yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja guru.
Guru merupakan sebuah profesi, yang membutuhkan keterampilan dan kualitas dalam pelaksanaannya. Guru merupakan hal yang paling penting dalam peningkatkan dan selalu bersentuhan langsung dengan perkembangan dan proses belajar yang diadakan di sekolah.
Guru adalah pendidik. Guru merupakan sebuah tugas yang mulia yang mengembangkan potensi agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berahklak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif dan memliki kemandirian dan menjadi manusia yang bertanggung jawab.
Sebagai pendidik, guru merupakan model dan menjadi idola bagi siswa. Bahkan dalam dunia yang mempunyai teknologi dan komunikasi yang menglobal sekarang ini, siswa masih mencari orang yang mereka kagumi atau idolakan yang perlu ditiru prestasinya dandihormati.
Tugas dan kinerja guru bukan hanya pentransfer ilmu, tetapi peran dan tugas juga sebagai pendidik dalam membina mental dan karakter pesrta didik agar mampu menjadi manusia yang ideal, karena manusia yang sempurna adalah manusia yang berlmu dan ahlaknya saling menyeimbangi. Jangan sampai generasi-generasi muda jatuh dan tenggelam terlalu dalam pada suatu perkembangkan yang dapat menyesatkan dan menghapuskan jejak-jejak moralitas bangsa yang sudah menjadi jati diri bangsa.
Oleh karena itu, guru merupakan sebuah pekerjaan yang benar-benar mampu dikerjakan dengan sepenuh hati, dengan itu, dapat kita rasakan indahnya menjadi seorang guru. Kita akan sebagai kaum berpendidikan yang mampu berpikir dengan baik, dan sebagai penerus generasi, agar melakukan pembaharuan-pembaharuan yang berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan. Jangan sampai kita sendiri yang menjatuhkan dan kemerosotan pendidikan yang menjadi gelap.
Pendidik adalah sebuah tugas kita semua sebagai makluk sosial, tetapi guru adalah suatu tugas yang paling penting dalam mendidik dan membina siswa. Oleh karena itu, penulis membuat makalah tersebut dengan judul ” Peran Guru Sebagai pendidik (Educator).

1.2  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
a         Apa peran guru sebagai pendidik?
b        Bagaimana tindakan dan kinerja guru dalam mengembangkan tugas dan perannya sebagai guru?






BAB II
PEMBAHASAN

2.1    PERAN GURU SEBAGAI PENDIDIK
Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya secara sadar dan terencana yang dirancang untuk membantu individu dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, pandangan hidup, dan sikap dalam berkehidupan.
Pendidikan merupakan sebuah kata yang dalam kata tersebut yang menjadi kata dasarnya adalah “didik”.  Kata didik diartikan sebagai pengarahan, bimbingan terhadap individu agar lebih baik dalam sikap dan pengetahuannya.
Educator merupakan sebuah kata dalam bahasa inggris yang berasal dari bahasa latin yaitu “educere” yang berarti memasukan sesuatu. Educator diartikan sebagai pendidik sedangkan education adalah pendidikan.
Pendidikan sebagai fenomena yang merupakan perjumpaan atau berkumpulnya beberapa insan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri. Pengembangan potensi yang dalamnya terdapat pengembangan karakter dan sikap dan juga penerimaan pengetahuan.
Tugas pertama guru adalah mendidik peserta didik sesuai dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Sebagai educator, ilmu adalah syarat utama. Membaca, menulis, diskusi, mengikuti informasi, dan responsif terhadap masalah kekinian sangat menunjang peningkatan kualitas ilmu guru (Kotten, 2012:83).
Tugas kependidikan dinyatakan dalam UUSPN tahun 2003 dalam pasal 31 ayat 1. Tenaga pendidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.  Ayat 2, pendidik merupakan tenaga profesioanl yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutam bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Guru memiiliki peranan penting dalam pengelolaan dan pelaksana pendidikan, agar dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh karena itu, guru harus bisa menerapkan ilmu dan pengetahuan dan kreatif dalam tugas dan karyanya sebagai pendidik agar dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki pengetahuan dan ilmu dan potensi dalam diri dikembangkan untuk kepentingan bersama, dan disertai karakter pribadi yang baik sehingga menjadi anak bangsa yang lebih baik.

2.2    PENGEMBANGAN KINERJA GURU SEBAGAI PENDIDIK
a.       Peningkatan profesionalisme guru
Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan prosedur ilmiah, memiliki dedikasi yang tinggi dalam menyikapi pekerjaan serta berorientasi pada pelayanan yang baik (Sagala:2012).
Freidson dalam Sagala mengatakan bahwa, profesionalisme adalah sebagai komitmen untuk ide-ide profesional dan karir. Karir yang juga merupakan sebuah pekerjaan yang membutuhkan kemampuan, keterampilan, dan juga pengusaan dalam suatu pekerjaan.
Ada dua saingan dan tantangan ketat dihadapi profesi pendidikan yaitu, pertama, adalah orang luar pendidikan, yang menyatakan bahwa semua orang bisa mengajar dan bisa menduduki jabatan pendidikan, tetapi bagaimana menjadi guru yang baik dan bagaimna pula mengurus pendidikan yang baik yang mengacu pada prinsip yang telah disepakati. Kedua, adalah orang dalam sendiri, dimana banyak orang yang menjadi guru karena jabatan, dan juga tunjangan yang diberikan oleh negara, dan hanya terkesan kurang meningkatakan kemampuannya dalam profesinya.
Tugas guru adalah mengajar, yang kegiatanya secara umum bisa dikatakan bahwa pentransferan ilmu pengetahuan kepada siswa atau peserta didik.
Mengajar sebagai profesi menjadikan tugas guru secara langsung pada kepentingan dan kebutuhannya  untuk tumbuh dan berkembang kepada kedewasaan  dan kemandirian melalui proses pembelajaran (Sagala:2012).
Menurut Damin yang dikutip Kotten dalam buku profesi pendidikan, potret humanis, ada lima ukuran seorang guru dikatakan profesional, yaitu (1) yang memiliki komitmen pada siswa dan proses belajarnya;  (2) secara mendalam menguasai bahan ajar dan cara mengajarnya; (3) bbertanggung jawab memantau kemampuan belajar siswa melalui berbagai evaluasi; (4) mampu berpikir sistematis dalam melakukan tugasnya, dan (5) seyogyanya, menjadi bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.
b.      Penciptaan kondisi sosio-emosional
Keberhasilani guru dalam melaksanakan kegiatan pemebelajaran tidak saja menuntut kemampuan menguasai materi pelajaran, strategi dan metode mengajar, menggunakan media atau alat pembelajaran, tetapi guru melaksanakan tugas profesionalnya, yaitu menyediakan yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar bisa berjalan dengan baik sesuai perencanaan dan mencapai tujuan sesuai dengan yang dikehendaki (Sagala, 2012:83).
Kelas sebagai tempat berlangsungnya Proses Belajar Mengajar (PBM) diwarnai oleh berbagai perilaku peserta didik, ada yang positif dan ada yang negatif. Peran guru dalam melihat perilaku siswa adalah melihat dari sisi mana perilaku siswa dan guru harus bisa melihat dengan jeli tentang kondisi siswa, sehingga dapat membuat siswa dapat merasakan kebijakan guru yang berdampak pada penilaian terhadap guru.
c.       Pengembangan dan pendalaman sebagai konselor peserta didik
Guru merupakan sebuah tugas yang sangat mulia. Guru yang mencintai pekerjaannya akan menjalankan pekerjaan atau profesinya dengan sepenuh hati, dapat terlihat pada kesiapan mental dan juga kemauan yang kuat dalam bekerja dan selalu meperdalamkan diri dengan ilmu dan pengetahuan dan juga selalu menghasilkan kretifitas yang baru.
Untuk memperlancar tugas dalam mendidik setiap inividu yang masing-masing berbeda dalam sikap dan juga fisik, maka perlunya guru bukan hanya mengajar atau menyampaikan, dan juga mentransferkan ilmu pengetahuannya, tetapi juga bisa menjadi konselor sebagi tempat siswa untuk menyampaikan kesan dan masalah yang menghambat dan mengganggu mereka kepada guru untuk dapat diberikan solusi yang baik.. Oleh karena itu, guru harus bisa menjadi pendengar yang baik dan juga pemberi solusi dalam permasalahan di kelas maupun pribadi siswa.